Label
- Aceh (11)
- Animal planet (7)
- Cryptozoology (10)
- Detektif (8)
- jihad (35)
- misteri dan sejarah (134)
- mitologi (34)
Rabu, 01 Mei 2013
Pernyataan Pemimpin Hamas mengenai Zionis Yahudi yang menjajah Palestina dan menyengsarakan Rakyat Islam
Kairo – Ketua biro politik gerakan Hamas, Khalid Misy’al membantah isu bahwa pihaknya berada dibalik aksi peledakan bom di sebuah mobil di Tel Aviv yang menewaskan puluhan orang, Rabu (21/11).
Misy’al justru merasa aneh dengan seruan untuk mengakui Israel, padahal Palestina saja butuh pengakuan internasional. Ia menegaskan, menerima berdirinya Negara Palestina di wilayah jajahan 67 tetapi membantah bahwa hubungan dengan Iran sudah putus menyusul kondisi di Suriah.
Dalam wawancaranya dengan koresponden CNN, Kristian Amanbur, Kamis (22/11) Misy’al menyebutkan, Israel bertanggung jawab penuh atas meningkatnya eskalasi terakhir di Gaza akibat pembunuhanya terhadap komandan Al-Qassam, Ahmad Ja’bari. Sebaliknya, Hamas tidak pernah mengincar warga sipil dalam seranganya.
Ketika ditanya, sejauhmana Hamas punya hak untuk membunuh warga sipil Israel, Misy’al menjawab, kelompok perlawanan tidak pernah mengincar warga sipil. Kita harus kepada pokok masalah. Rakyat Palestina, sebelumnya hidup dalam damai tentram, sebelum Israel menjajah kami. Dan sesuai dengan UU internasional bahwa rakyat yang terjajah boleh melakukan perlawanan dalam bentuk apapun. Sementara itu, Israel dengan persenjataannya yang canggih telah melakukan pembantaiannya di Der Yasin, Shabra dan Sahtila.
Dalam hal ini kami hanya membela diri dan berusaha membalas serangan Israel. Saya sebagai pemimpin Hamas mengatakan, pada CNN bahwa kami siap menempuh cara-cara damai tanpa pertumpahan darah, jika kami dapat menggapai tuntutan kami, berupa berakhirnya penjajahan dan mendirikan Negara meredeka Palestina.
Walaupun pemimpin Palestina, Yasir Arafat telah memberikan kesempatan pada Israel untuk berdamai, namun ternyata Israel malah membunuhnya. Kemudian Mahmud Abbas yang disambut dunia juga telah memberikan kesempatan pada Israel untuk, demikian juga dengan dunia internasional. Namun apa yang terjadi, Israel malah membiarkanya dan meninggalkanya sendirian dalam kegagalanya.
Saat ini, Perdana menteri Israel, Benyamin Netanahu bersama antek-antek penjajahnya ingin melanjutkan penjajahanya. Lalu apa yang diinginkan dunia dari bangsa Palestina ??. Kami adalah korban sementara mereka menginginkan kami kibarkan bendera putih tanda menyerah.
Terkait dengan keputusan Hamas sebelumnya tentang tidak bolehnya mengakui eksistensi Israel dan sejauhmana kemungkinan hal tersebut bias diubah, Misy’al menjawab, pengakuan harusnya dari pihak yang selama ini menyerang dan yang mempunyai kekuatan militer, bukan dari korban. Sejak dulu bangsa Arab telah mengajukan inisiatif damai, namun apa yang diterima, pembantaian terus berlanjut.
Di hadapan kami hanya ada satu pilihan dari dua pilihan. Adanya keinginan dari dunia internasional seperti Amerika dan Eropa untuk mendorong Israel agar menempuh jalan damai dan mendirikan Negara Palestina di perbatasan tahun 1967 dengan hak kembali pengungsi. Tapi hal ini mustahil terwujud disetujui Palestina atau selama Israel menolak hal tersebut maka kami akan terus melakukan perlawanan. Saya menerima Palestina dengan batasan tahun 1967, akan tetapi apakah itu mungkin bagi Israel, karena ialah ang menjajah kami. Jadi kamilah yang harus diakui bukna Israel.
Tentang hak kembali, kenapa dunia internasional memberikan hak kembali pada Israel, sementara mereka diam dengan hak kembali Palestina ke negaranya ? sebagian Yahudi memandang kami tak punya hak tinggal di Palestina, padahal mereka dilahirkan dan punya ayah orang Palestina, kenapa mereka tak punya hak kembali. Palestina adalah sebuah Negara dengan perbatasan dari Laut Tengah hingga Sungai Jordani, dari utara hingga selatan. Palestina adalah tanah kami, tanah bapak-bapak serta kakek kami. Karena kondisilah kami hidup seperti ini.
Terkait dengan aksi bom yang menewaskan puluhan orang di Tel Aviv, Misy’al membantah kalau pihaknya berada dibalik aksi tersebut. Namun ia mengatakan, aksi tersebut merupakan bagian dari tantangan besar yang harus dihadapi Zionis. Ia mengingatkan, aksi serupa akan terus terjadi jika Israel terus membombardir Gaza, ungkapnya.
Sumber:Pusat Informasi Palestina
Langganan:
Posting Komentar (Atom)
Tidak ada komentar:
Posting Komentar