@LostIslamicHist |
Postingan itu disertai pengantar,"A map of Southeast Asia made by the Sultanate of Aceh in 1850."
Disebutkan, peta ini dikirim kepada Sultan Ottaman di Istanbul, Turki, untuk memperkuat hubungan kedua kerajaan, terutama dalam menghadapi invasi Belanda di Asia Tenggara.
Peta ini dengan jelas menunjukkan pulau-pulau Sumatera, Kalimantan, Jawa, Bali, Srilanka, Maldive, dan ujung selatan India.
Hubungan Kesultanan Aceh dengan Turki telah dimulai sejak 1563 Masehi. Ketika itu, Turki merespon surat Sultan Aceh dengan mengirim dua kapal perang dan peralatan perang termasuk sejumlah meriam. Kiriman itu tiba di pelabuhan Aceh pada 1566 atau 1567 M.
Tiga abad setelahnya, pada 1850, hubungan antara Turki dan Aceh kembali diperkuat. Aceh yang ketika itu itu diperintah oleh Sultan Ibrahim Mansyur Syah mengirim utusan bernama Sidi Muhammad. Tujuannya meminta Turki agar bersedia melindungi Aceh dari rongrongan Inggris dan Belanda.
Melihat dari tahunnya, kemungkinan besar peta tersebut dibawa Sidi Muhammad pada saat bersamaan.
Turki yang ketika itu dipimpin Sultan Abdul Madjid awalnya merespon positif surat itu. Namun, hingga 1873, bantuan senjata senjata yang diharapkan oleh Kesultanan Aceh tidak kunjung tiba hingga pecahnya perang Aceh-Belanda pada 1873.
Kantor Berita Reuters memberitakan, Turki sempat memberangkatkan puluhan kapal perang menuju Aceh guna membantu menghadapi Belanda. Namun, bantuan itu tidak sampai ke Aceh karena Turki menghadapi tekanan negara internasional.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar