Label

Rabu, 01 Mei 2013

Kisah sejarah perang Mujahidin Chechnya mendirikan Negara merdeka Bag-1


15 tahun lalu di Grozny, Chechnya


Dokka Umarov, Amir Mujahidin Chechnya mengukir sejarah indah bagi seluruh kaum muslimin. Berlatar belakang bendera syahadat La ilaha ilallah Muhammadarrosulullahdan kicauan burung-burung, beliau mendeklarasikan berdirinya Daulah Islam Kaukasus. Dalam peryataan berdurasi 15 menit yang dirilis di pelbagai situs dan forum-forum Islam, dideklarasikan Daulah Islam Kaukakus dimana wilayahnya tidak diberi garis batas, karena Kaukasus masih diduduki oleh kuffar dan murtadin dan masih berstatus Darul Harbi,


wilayah perang dan tugas paling mendesak adalah menjadikan Kaukasus menjadi Darus Salam, menerapkan syari’ah di dalamnya dan mengusir seluruh kuffarin. Kedua, setelah mengusir kaum kuffar adalah merebut kembali tanah-tanah bersejarah kaum muslimin dan garis-garis batas bisa berada jauh dari tapal batas Kausasus yang ada sekarang.

Paling tidak, menurut Dokka Umarov, Amirul Mu’minin Daulah Islam Kaukasus yang baru dideklarasikan ini, “Setiap jengkal tanah di Kaukasus, dimana para mujahidin yang membai’at saya berjihad, saya menyatakannya sebagai wilayah Daulah Kaukasus ; (yaitu) wilayah Daghestan ,wilayah Nokhchiycho (bekas Chechnya), wilayah Ghalghaycho (bekas Ingushetia), wilayah Iriston (bekas Ossetia Utara). Wilayah padang Nogay (meliputi bagian utara Chechnya, Daghestan dan distrik Stavropol), wilayah Kabarda, Bulkar dan Karachay”. Allahu Akbar…!

Sebagaimana biasa, munafiqin dan kaum kuffar tidak senang dengan berita gembira tersebut. Dengan berbagai macam cara mereka berusaha menafikan kabar tersebut dan membuat manipulasi. Salah satu pentolan sekuler Chechnya, Ahmad Zakayev, yang masih memegang jabatan sebagai Menteri Urusan Luar Negeri CRI (Chenchen Republik of Ikheria), telah mempublikasikan peryataan yang mengkounter deklarasi Daulah Islam Kaukasus, dengan mengatakan para pendeklarasi Daulah Islam Kaukasus telah menghancurkan konstitusi Negara Chechen yang telah diakui oleh dunia internasional. Pernyataan ini tentu saja membuktikan betapa sekulernya Ahmad Zakayev. Ahamad Zakayev yang saat ini mukim di Negara Eropa memang selalu menganjurkan agar Chechnya tetap menjadi Negara sekuler dimana beberapa tahun yang lalu dia pernah mengatakan bahwa demokrasi tidak berlawanan dengan Islam. Pergi jauhnya Ahmad Zakayev tidak membuat dia berubah. Kini, dia menyerang dan menolak deklarasi Daulah Islam Kaukasus dan mencoba mempertahankan atribut-atribut demokrasi di Chechnya seperti parlemen, garis batas negara yang dibuat kuffar, dan pengakuan PBB

Dokka Umarov Menolak Negara Sekuler Chechnya
Tidak bisa disangkal, berita deklarasi Daulah Islam Kaukasus menjadi peristiwa yang semakin hangat tiap jamnya. Bahkan berita ini bisa menjadi mimpi buruk Putin, Presiden Rusia. Radio Marsho (Radio Eropa berbahasa Chechen) telah dikirimi e-mail yang menjelaskan maksud Dokka Umarov mendirikan Daulah Islam Kaukasus, sebagaimana yang disampaikan kembali oleh Martanov Baudi, jurnalis RFERL.
Daulah Islam Kaukasus, Mimpi Buruk Putin.

Berikut yang disampaikan oleh Dokka Umarov : “Kami menolak nama dan gelar (dari istilah demokrasi). Sudah waktunya untuk memberi batasan pada perhatian, perkataan dan perbuatan kami. Di Hari pembalasan nanti, ketika kami berdiri di hadapan Sang Khaliq, saya tidak ingin dicela karena banyak hal yang dilihat yang bisa dicela, saya takut siksa Allah. Jadi saya sekali lagi mengingatkan di bawah panji apa seharusnya kita pergi berjihad. Kami pergi berjihad untuk menegakkan syari’ah Allah. Jadi kami akan berjuang untuk mencari Ridho-Nya dan balasan dari Allah yang kami inginkan.

Saya tidak mengatakan hal tersebut sebelumnya dan saya mengulanginya lagi. Kami dalam kondisi sebagai-bagian Ummat Islam yang tidak dapat dipisahkan. Saya merasa sedih melihat ada kaum muslimin yang menyatakan bahwa musuh mereka hanya kuffar yang menyerang mereka secara langsung. Sementara di waktu yang sama mereka mencari bantuan dan simpati dari kuffarin(Orang-orang yang kafir) yang lain, melupakan bahwa seluruh kuffarin itu adalah satu kesatuan negara. Hari ini di Afghanistan, Irak, Somalia dan Palestina saudara-saudara kita sedang berperang. Siapa saja yang menyerang kaum muslimin di manapun mereka maka mereka itu musuh kita, musuh kita bersama. Musuh kami bukan hanya Rusia saja, tetapi juga Amerika, Inggris, Israel dan siapapun yang berperang mewalan Islam dan kaum Muslimin.

Memang, tidak semua pemimpin Chechnya telah mengatakan prinsip mendasar tersebut. Salah satu pejuang Chechen yang secara eksplisit menulis penolakan terhadap toghut dan hukum-hukumnya adalah Mauladi Udugov, Menteri Penerangan CRI yang artikel-artikelnya telah banyak dipublikasikan oleh Kavkaz Center. Para pemimpin Chechen terdahulu tidak secara eksplisit (terang-terangan) mengatakan pendirian mereka terhadap para toghut, dengan alasan Allah Maha Tahu. Alhamdulillah, Dokka Umarov, pemimpin dan pemegang estafet jihad Chechnya telah mengambil sikap tegas dan tidak mengenal kompromi terhadap hal-hal penting dan mengatakan penolakan terhadap thaghut secara terang-terangan, menyatakan tentang terus berlangsungnya jihad dan al walaa wal baraa’.

Sejarah Perang Chechnya
Secara ringkas, sejarah perang Chechnya bisa dibagi kepada dua fase, yakni Perang Chechnya I dan Perang Chechnya II. Perang Chechnya I adalah perang antar Rusia dengan Chechnya antara tahun 1994-1996 dan berakhir dengan kemerdekaan Chechnya secara de fakto dari Rusia. Setelah kampanye awal pada tahun 1994-1996, memuncak pada penghancuran kota Grozny. Pasukan federal Rusia berhasil menguasai wilayah-wilayah pegunungan Chechnya tapi berhasil dipukul mundur oleh pasukan mujahidin yang bergerilya dan mujahidin juga menyerang di wilayah-wilayah daratan, meskipun jumlah pasukan Rusia berlimpah, juga persenjataan dan pasukan udara. Hal itu berakibat pada merosotnya moral pasukan federal dan hampir seluruh wilayah Rusia jatuh ke dalam konflik brutal yang menuntut pemerintahan Boris Yeltsin mengumumkan gencatan senjata pada tahun 1996 dan menandatangani perjanjian damai setahun kemudian.

Dalam kesaksiannya, Komander Khattab–Legenda Jihad Chechnya–menceritakan bagaimana dia bisa sampai berjihad di Chechnya dan kemudian bergabung dan berjuang bersama. Komander Khattab bahkan di awal jihad Chechnya menyangka bahwa yang terjadi di Chechnya adalah pemberontakan, yang dipimpin jenderal komunis bernama Jauhar Dudayev. Karena yang kami tahu penduduk Rusia adalah penganut Komunisme. Setelah kami mendengar berita yang sebenarnya kami mengatur kunjungan ke Chechnya untuk melihat sendiri apa yang sebenarnya terjadi. Akhirnya kami berangkay ke Chechnya dengan 12 orang mujahid asal Dagestan.

Mujahidin Chechnya sedang Berkumpul Untuk Berjihad
Komander Khattab memilih kota Vedeno untuk dijadikan markaz melatih para mujahidin dan mereka mulai melakukan serangan pertama ke konvoi tentara Rusia yang bergerak ke luar kota Vedeno. Allahu Akbar, akhirnya mujahidin berhasil memenangkan pertempuran. Pada tanggal 30-10-1995 konvoi pasukan Rusia keluar dari Vadeno setelah kalah dalam pertempuran sengit di bagian Selatan kota Vedeno. Setelah itu Jauhar Dudayev mengumunkan selesainya perang terbuka dan mulai mengumumkan perang gerilya yang dinyatakan akan berlangsung selama 48 tahun dari 50 tahun. Pengumuman itu menghancurkan semangat pasukan Rusia. Dia mengumumkan bahwa perang berlangsung 50 tahun, sudah berlalu 2 tahun dan masih ada waktu 48 tahun. Setelah itu Jauhar Dudayev mulai melancarkan banyak serangan dan berhasil masuk ke ibu kota Chechnya, Grozny. Akhirnya setelah serangan demi serangan, pasukan Rusia menyatakan mundur dari Chechnya dan mempersiapkan diri baik-baik untuk menyerang kembali Chechnya.

Dalam perkembanganya, sejumlah konflik internal terjadi di Checnya. Konflik ini terjadi antara penduduk etnik Chechen dengan non-Chechen yang hampir semua berasal dari Rusia. Warga non-Chechen dan kaum oposisi ini kemudian mengadakan kudeta pada bulan Maret 1992, akan tetapi dapat digagalkan oleh pasukan Dudayev. Setelah kudeta berikutnya juga gagal, kaum oposisi ini membentuk pemerintahan alternatif dan meminta bantuan Moskow. Pada bulan Agustus 1994 kaum oposisi ini mengadakan kampanye militer untuk menggulingkan pemerintahan Dudayev. Moskow segera mengirimkan bantuan dana, perlengkapan militer, dan persenjataan. Rusia menunda seluruh penerbangan sipil ke Grozny ketika mereka melalukan blokade militer ke Chechnya. Mereka melakukan serangan dan membombardir ibu kota Grozny. Pasukan 
Jauhar Dudayev memukul mundur serangan tersebut.

Di pegunungan Selatan, Rusia melancarkan serangan pada 15 April 1994 dengan konvoi sekitar 200-300 kendaraan. mujahidin Chechen mempertahankan kota Argun, memindahkan markas militer mereka untuk mengepung kota Shali, kemudian Serzhen-Yurt, kemudian mereka menuju ke pegungungan. Akhirnya para mujahidin ini bergabung dengan pasukan yang dipimpin oleh Shamil Basayev, Rahimahullah di Vedeno. Setelah berada di Vedeno komandan mujahidin Chechnya menarik mundur pasukan ke Dargo dan kemudian membawanya ke Benoy.

Para mujahidin banyak yang membentuk unit-unit pasukan lokal untuk mempertahankan wilayah mereka dari serangan pasukan federal Rusia. Banyak remaja belasan tahun yang bergabung dengan pasukan mujahidin dan sejak saat itu semangat jihad menggelora di dada kaum muslimin Chechnya.

second-chenchen-war-grozny-downtown-3.jpg
Penduduk Chechnya
Komander Khattab menceritakan : Setelah itu, kami pun para mujahidin melakukan persiapan, konsolidasi, membangun kamp-kamp dan melatih para pemuda yang siap mendukung jihad Chechnya. Khattab dan seluruh mujahidin Chechnya sibuk mempersiapkan diri untuk jihad panjang di sana. Khattab pernah menanyakan kepada penduduk setempat apakah mereka pernah mendapatkan bantuan dari lembaga-lembaga internasional ? Mereka menjawab Palang Merah Internasional pernah datang memberi kami 3 kg gula untuk waktu 2 tahun. Juga 4 kg tepung. Ini adalah bantuan dari lembaga bantuan dunia. Tentu saja akhirnya masyarakat Chechnya lebih bisa menerima kehadiran mujahidin di tengah-tengah mereka. Mereka menganggap kami sebagai keluarga mereka sendiri.

Tidak ada komentar: