Label

Jumat, 23 Agustus 2013

Beberapa pulau di dunia yang didominasi oleh satu hewan tertentu

Setiap pulau memiliki ekosistem alami yang khas dan unik. Meskipun dapat saja terjadi ketidak seimbangan ekosistem ketika bermunculan spesies asing dan baru, yang seharusnya tidak pernah ada di pulau tersebut. Ketidak seimbangan tersebut bisa terjadi akibat tidak sengaja dan sengaja, atau ketidaktahuan manusia di sekelilingnya. Seperti banyaknya predator yang diburu, hewan asing peliharaan yang terlepas. Sehingga di pulau tersebut terdapat hewan yang mendominasi ekosistem. Berikut kami merangkum 5 pulau yang dihuni hewan: 


1. Kelinci di Okunoshima, Jepang

Okunashima merupakan salah satu pulau kecil yang terdapat di Laut Jepang, Kota Takehara, Perfektur Hiroshima. Untuk mencapai Pulau Okuna kita bisa menggunakan feri dari Tadanoumi dan Omushima. Yang unik dari Pulau Okuna adalah penghuninya yang didominasi oleh kelinci, maka tak heran jika Okuna dikenal pula dengan sebutan Usagi Shima (Pulau Kelinci). Dikabarkan Pulau Okuna yang memiliki luas 700 m2 dihuni lebih dari 300 ekor kelinci.

Dominasi kelinci di Pulau Okuna diawali dengan pembangunan sebuah taman yang dikerjakan setelah Perang Dunia II. Ketika itu Okuna dijadikan sebagai laboratorium penelitian, dan kelinci merupakan hewan yang digunakan sebagai alat percobaan. Dikabarkan pada Perang Dunia II Jepang berusaha untuk memiliki senjata kimia yang mematikan. Namun setelah peperangan usai, laboratorium, pabrik dan kelinci yang ada di Pulau Okuna pun dihancurkan. Meski demikian saat ini banyak kelinci yang berkeliaran di Okuna.


2. Ayam di Kaua’i, Hawaii

Ayam dibawa pertama kali ke Kepulauan Hawaii yakni ketika terjadi kolonialisasi yang dilakukan oleh orang-orang Polinesia 2.000 tahun yang lalu. Bangsa Polinesia memelihara dan mengembangbiakan ayam untuk dijadikan sumber makanan. Meski demikian keberadaan ayam di Pulau Kaua’i sangat mendominasi, unggas tersebut mudah dijumpai hampir di berbagai tempat. Selain itu di Pulau Kaua’i tidak banyak terdapat hewan predator yang mampu memangsa ayam.


3. Kepiting di Pulau Natal

Sementara di Pulau Natal (Christmas Island) keberadaan kepiting sangatlat mendominasi. Kepiting Merah yang dikenal dengan Gecarcoidea natalais, merupakan hewan crustacea endemis yang menghuni Pulau Natal dan Coco di Samudera India. Dikabarkan di Pulau Natal saja terdapat sekitar 43,7 juta kepiting dewasa, sebuah angka yang luar biasa untuk mendominasi ekosistem sebuah pulau. Namun berangsur-angsur menyusut ketika diperkenalkan Semut ‘Gila’ berwarna kuning untuk mengendalikan populasinya. Kepiting merah Pulau Natal bertahan hidup dengan memakan dedaunan yang berjatuhan, namun pada saat tertentu mereka bisa menjadi kanibal ataupun memangsa hewan lain.


4. Tikus di Pulau Gough

Gouh merupakan sebuah pulau yang berbentuk persegi empat, secara keseluruhan luasnya mencapai 91 Km2 dengan ketinggian 900 m di atas permukaan laut. uniknya mahluk hidup yang mendominasi pulau koloni Inggris ini adalah tikus. Mahluk pengerat tersebut dikabarkan berasal dari kapal-kapal yang berlabuh di Pulau Gough sejak tahun 1505. Bahkan saat ini ukuran tikus di Pulau Gough tiga kali lebih besar daripada kerabat mereka di Inggris. Bahkan beratnya mampu lebih dari 10 kg, dengan tinggi (jika berdiri) sekitar 1 meter.

Dengan pertumbuhan fisik demikian besar, hampir tidak ada hewan predator yang mau memangsa mereka. Meski demikian untuk bertahan hidup mereka harus memangsa burung ataupun ayam dengan menggunakan cakar dan gigitannya. Berdasarkan penelitian yang dilakukan oleh RSPB, terdapat 700.000 tikus di Pulau Gough.


5. Laba – Laba di Hutan Guam

Jika Anda berpetualang di berbagai wilayah hutan di kawasan Guam, jangan heran jika menemui banyak laba-laba. Pulau yang berjarak 3.800 mil dari Hawaii ini merupakan rumah bagi ribuan laba – laba. Mereka hidup mendominasi dan bertahan hidup dengan memakan burung, telur burung dan ular pohon yang ada di hutan-hutan Guam. Bahkan laba-laba di Guam dijadikan kambing hitam atas berkurangnya populasi burung di kawasan Pasifik oleh para ahli biologi.

Tidak ada komentar: